WT pd 16 Februari

 


LUKAS 8:40-56

40Ketika Yesus kembali, orang banyak menyambut Dia sebab mereka semua menanti-nantikan Dia. 41Maka datanglah seorang yang bernama Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat. Sambil tersungkur di depan kaki Yesus ia memohon kepada-Nya, supaya Yesus datang ke rumahnya, 42karena anaknya perempuan yang satu-satunya, yang berumur kira-kira dua belas tahun, hampir mati. Dalam perjalanan ke situ Yesus didesak-desak orang banyak.

43Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapa pun. 44Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya. 45Lalu kata Yesus: ”Siapa yang menjamah Aku?” Dan karena tidak ada yang mengakuinya, berkatalah Petrus: ”Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau.” 46Tetapi Yesus berkata: ”Ada seorang yang menjamah Aku, sebab Aku merasa ada kuasa keluar dari diri-Ku.” 47Ketika perempuan itu melihat, bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang dengan gemetar, tersungkur di depan-Nya dan menceriterakan kepada orang banyak apa sebabnya ia menjamah Dia dan bahwa ia seketika itu juga menjadi sembuh. 48Maka kata-Nya kepada perempuan itu: ”Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”

49Ketika Yesus masih berbicara, datanglah seorang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: ”Anakmu sudah mati, jangan lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru!” 50Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus: ”Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat.” 51Setibanya di rumah Yairus, Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut masuk dengan Dia, kecuali Petrus, Yohanes dan Yakobus dan ayah anak itu serta ibunya. 52Semua orang menangis dan meratapi anak itu. Akan tetapi Yesus berkata: ”Jangan menangis; ia tidak mati, tetapi tidur.” 53Mereka menertawakan Dia, karena mereka tahu bahwa anak itu telah mati. 54Lalu Yesus memegang tangan anak itu dan berseru, kata-Nya: ”Hai anak bangunlah!” 55Maka kembalilah roh anak itu dan seketika itu juga ia bangkit berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan. 56Dan takjublah orang tua anak itu, tetapi Yesus melarang mereka memberitahukan kepada siapa pun juga apa yang terjadi itu.

 

Komentar Teks

Menyembuhkan seorang wanita yang menderita pendarahan 8:40-48

Tuhan memulihkan kita dari rasa malu kita. Yairus, penguasa sinagoga, meminta Yesus untuk menyelamatkan putrinya yang sekarat. Dalam perjalanan ke rumah Yesus, seorang wanita yang telah menderita pendarahan selama 12 tahun menyentuh ujung jubah-Nya dan sembuh "seketika". Mendengar desas-desus tentang Yesus, dia percaya bahwa menyentuh ujung jubahnya saja akan menyembuhkannya (Matius 9:21). Menurut Hukum, siapa pun yang bersentuhan dengan orang yang berdarah menjadi najis (Im 15:25-27). Namun, Yesus mengakui 'imannya' dengan mengatakan, "Putri, imanmu telah menyelamatkanmu. Pergilah dengan damai." Semakin kita menyusut karena malu dan rendah diri, semakin kita harus datang ke hadapan Tuhan dalam iman. Melihat iman itu, Tuhan memberikan kesembuhan jasmani dan pemulihan rohani, yaitu keselamatan bagi seluruh pribadi.

 

Membesarkan putri Yairus 8:49-56

Semakin putus asa situasinya, semakin kita harus memilih iman yang mengikuti Firman. Yairus, pemimpin rumah ibadat, sedang dalam perjalanan ke rumah Yesus, dan putri tunggalnya meninggal sementara perjalanan Yesus tertunda. Dalam situasi yang seolah-olah berakhir dengan kematian, Yesus berkata, “Jangan takut, percaya saja. Jika Anda melakukan itu, putri Anda akan diselamatkan.” Dia memberikan tantangan 'iman'. Kepada mereka yang berduka, dia berkata, "Saya tidak mati, saya tidur." Mereka yang mengetahui kematian anak itu menertawakan Yesus, tetapi Yesus tidak menanggapi dan memulihkan kehidupan dengan mengatakan, “Anak, bangunlah.” Yesus adalah Penguasa hidup. Kuasa maut kehilangan kuasanya di hadapan Firman-Nya, yaitu hidup dan kuasa.


Perenungan yang lebih dalam

1) Apakah tindakan iman yang dilakukan wanita yang menderita pendarahan selama 12 tahun terhadap Yesus?

2) Tindakan iman seperti apa yang dapat saya ambil di hadapan Tuhan yang menyediakan keselamatan total?

3) Bagaimana seharusnya orang-orang kudus memahami kematian dalam kata-kata, Saya tidak mati, saya tidur

4) Apa kata harapan yang akan saya pegang dengan iman di tengah keputusasaan?

Comments