WT pd 14 Februari



LUKAS
 8:19-25

8:19-21

19Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. 20Orang memberitahukan kepada-Nya: ”Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.” 21Tetapi Ia menjawab mereka: ”Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”

8:22-25

22Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: ”Marilah kita bertolak ke seberang danau.” Lalu bertolaklah mereka. 23Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. 24Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: ”Guru, Guru, kita binasa!” Ia pun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itu pun reda dan danau itu menjadi teduh. 25Lalu kata-Nya kepada mereka: ”Di manakah kepercayaanmu?” Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: ”Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?”

 

 

 

Komentar Teks

Keluarga Yesus 8:19-21

Seseorang yang beriman harus melampaui batas-batas hubungan keluarga berdasarkan darah. Ketika ibu Yesus, Maria dan saudara-saudaranya datang menemui Yesus, seseorang memberi tahu dia tentang hal ini. Yesus menggunakan situasi ini untuk memberi kita pelajaran berharga. “Ibuku dan saudara-saudaraku adalah mereka yang mendengar firman Allah dan melakukannya” (ayat 21). Ini bukanlah pernyataan yang mengabaikan fisik ibu dan adik-adiknya. Ini adalah pengingat bahwa mereka yang telah diselamatkan melalui Firman Tuhan telah menjadi keluarga yang kekal dan sejati. Kita yang percaya dan mengikuti Yesus, yang adalah firman kebenaran, memiliki hubungan persekutuan kasih tidak hanya di dunia ini tetapi juga di surga yang kekal. Gereja adalah komunitas keluarga yang disatukan oleh Firman.

 

Tenangkan angin dan ombak 8:22-25

Tanpa iman, kita mudah jatuh dalam ketakutan. Suatu hari, Yesus dan murid-muridnya naik perahu untuk pergi ke seberang danau. Fakta bahwa Yesus tidur menunjukkan bahwa Dia adalah manusia sejati. Sama seperti badai bertiup dan perahu itu penuh dengan air, para murid berseru kepada Yesus, "Tuhan, Tuhan, kami binasa" (ayat 24). Para murid tidak yakin siapa Yesus itu, jadi mereka berjalan tanpa iman dalam menghadapi krisis yang disebut 'badai'. Setelah bangun, Yesus “menghardik angin dan ombak” (ayat 24). Yesus, yang meredakan badai dengan firman-Nya, adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang mengatur segala sesuatu di alam. Tuhan juga bertanya kepada kita, “Di manakah imanmu?” (ayat 25). Iman kepada Tuhanlah yang membuat kita mengatasi situasi krisis.

 

Perenungan yang lebih dalam

1) Apa rahasia untuk menjadi keluarga Yesus? 

2) Bagaimana saya mengasihi dan melayani anggota keluarga rohani di dalam Yesus?

3) Mengapa para murid takut ketika menghadapi badai? 

4) Apa yang saya takutkan, dan apa yang harus saya atasi? 

Comments