WT pd 18 Maret
Lukas 18:9-17
18:9-14
9Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 10”Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 11Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 12aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 13Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
18:15-17
15Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 16Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: ”Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 17Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”
Komentar Teks
Ringkasan Firman Hari Ini
Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang Farisi yang berdoa dengan membual tentang kebenarannya dan seorang pemungut cukai yang mengaku bahwa ia adalah orang berdosa. Di antara keduanya, yang dibenarkan oleh Allah adalah pemungut cukai yang merendahkan diri dan berdoa. Yesus berkata bahwa mereka yang tidak menerima kerajaan Allah seperti anak kecil tidak akan pernah masuk ke dalamnya.
Kerendahan hati seorang pemungut cukai 18:9-14
Standar kebenaran bukanlah pada manusia, tetapi pada Tuhan yang melihat hati. Orang-orang Farisi dihormati oleh orang-orang, dan mereka membanggakan diri sebagai orang yang saleh. Di sisi lain, pemungut cukai dihina dan dibenci karena dicap sebagai pengkhianat nasional yang mengeksploitasi darah rekan senegaranya dan memberikannya ke Roma. Ketika pergi ke bait suci untuk berdoa, orang-orang Farisi berdiri dengan bangga di hadapan Tuhan dan membanggakan kebenaran mereka, tetapi para pemungut cukai berdiri dari jauh dan bahkan tidak berani melihat ke langit, memukuli dada mereka dan memohon belas kasihan dan belas kasihan Tuhan. . Yesus berkata bahwa pemungut cukai yang rendah hati dibenarkan, bukan orang Farisi yang sombong. Penghinaan terhadap orang-orang yang diciptakan menurut gambar Tuhan dan kesombongan agama adalah hal-hal yang dibenci Tuhan. Tuhan senang dengan mereka yang rendah hati dalam segala hal dan menghormati orang lain.
Kepolosan seorang anak 18:15-17
Ciri khas seorang anak adalah kepolosan dan ketergantungan. Orang-orang membawa seorang anak dengan harapan akan dijamah oleh Yesus. Para murid menegur mereka karena ada kecenderungan untuk tidak menghargai anak-anak di zaman Yesus. Tetapi Yesus menghargai anak-anak kecil dan mengatakan bahwa kerajaan Allah adalah milik mereka yang seperti anak kecil. Ini bukan untuk menyangkal 'pembenaran oleh iman' dari pembenaran dan keselamatan melalui iman. Ini berarti mengharapkan kerajaan Tuhan dengan kepolosan seperti anak kecil, dan bergantung sepenuhnya pada Tuhan seperti anak kecil sepenuhnya bergantung pada orang tuanya untuk bertahan hidup. Apa yang dibutuhkan orang-orang kudus adalah kemurnian terhadap Tuhan dan ketergantungan mutlak pada Tuhan.
Perenungan yang lebih dalam
· Bagaimana doa orang Farisi dan pemungut cukai berbeda?
· Bagaimana doa dan sikap saya terhadap orang lain di mata Tuhan?
· Bagaimana Yesus menghubungkan anak-anak dengan kerajaan Allah?
· Apa yang akan saya terima dengan polos dengan hati kekanak-kanakan?
Comments
Post a Comment